Label Rekaman



Label rekaman adalah perusahaan yang mengelola rekaman suara dan penjualannya, termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Mereka biasanya memiliki kontrak dengan artis-artis musik dan manajer mereka. Saat ini ada 4 perusahaan rekaman besar yang menguasai sekitar 70% pasar musik dunia, yaitu Warner Music Group, EMI, Sony BMG, dan Universal Music Group.

Di luar itu ada juga perusahaan-perusahaan rekaman kecil yang disebut independent (indie) label. Mereka tidak dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar seperti di atas, tetapi juga biasanya memiliki kemampuan terbatas dalam memasarkan produk mereka.

Sebuah perusahaan rekaman biasanya memiliki kontrak rekaman eksklusif dengan seorang artis atau kelompok musik untuk merekam musik mereka dengan imbalan royalti dari harga jual rekaman tersebut.

Label Rekaman Musik di Indonesia

1. Irama (The Indonesian Music Company Limited)

Perusahaan rekaman pertama pasca kemerdekaan dirintis oleh seorang penerbang Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Sosok berpangkat komodor yang sangat cinta dengan dunia musik itu bernama Sujoso Karsono.

Mas Yos, sapaan akrabnya, pada 17 Mei 1951 mendirikan perusahaan rekaman pertama pasca kemerdekaan dengan nama The Indonesian Music Company Limited atau yang lebih dikenal dengan label Irama.

2. Remaco (Republic Manufacturing Company Limited)

Remaco yang didirikan pada tahun 1954 oleh Jan Tjia yang sebelumnya adalah pemilik Naplaco (National Plastic Company). Awal-awal kepemimpinan Jan Tjia, Remaco pada umumnya memproduksi lagu-lagu keroncong dan hawaiian.

Setelah sepeninggal Jan Tjia, Remaco diambil alih oleh Eugene Timothy yang sangat suka dengan lagu-lagu The Platters dan Pat Boone yang juga memiliki hobi berburu dan menembak, serta sebagai orang yang turut serta mendirikan Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia).

3. Dimita (PT Dimita Moulding Industries)

Dimita merupakan perusahaan rekaman yang terletak di Jakarta. Didirikan oleh Mohammad Sidik Tamimi atau biasa dikenal dengan nama Dick Tamimi.

Dick Tamimi merupakan seorang penerbang Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang rela meninggalkan dunia militernya dan beralih menjadi pengusaha. Dia mendirikan perusahaan rekaman PT Dimita Moulding Industries.

4. Lokananta

Lokananta juga merupakan salah satu perusahaan perintis di industri musik Indonesia. Bahkan, sampai saat ini masih eksis dan menjangkau pasar anak muda, tak lekang oleh zaman.

"Lokananta yang berarti 'gamelan dari khayangan yang berbunyi tanpa penabuh' terletak di Jalan Ahmad Yani, Surakarta, berdiri 29 Oktober 1955 sebagai pabrik Piringan Hitam (PH) yang diusulkan oleh Kepala Jawatan RRI (Radio Republik Indonesia) Maladi kepada Presiden Soekarno," tulisnya dalam bukunya.

Dalam perjalanannya, Lokananta yang resmi menjadi perusahaan negara di tahun 1961 melalui PP No.215/1961 yang bertujuan untuk merekam dan menggandakan Piringan Hitam (PH) di seluruh 49 studio RRI (Radio Republik Indonesia).

Tidak ada komentar untuk "Label Rekaman"